Lahan-lahan di Beijing terus terjual dengan harga rekor setelah kota itu menghapus batas-batas harga yang terkait pada lelang tahun lalu, dengan lelang terbarunya menyaksikan harga per meter persegi sebuah lahan melebihi USD14.000 untuk pertama kalinya.
Para penawar menempuh 274 putaran dalam lelang untuk lahan perumahan di distrik Haidian Tengah yang berakhir kemarin, dengan China Overseas Land and Investment membeli lahan seluas 39.738 meter persegi dengan total luas bangunan 73.300 meter persegi seharga CNY7,5 miliar (USD1 miliar), atau sekitar CNY102.300 (USD14.140) per meter persegi, yang mencerminkan premi hampir 28 persen.
Rekor sebelumnya dipegang oleh C&D Real Estate, yang membeli lahan seharga CNY95.047 (USD13.155) per meter persegi pada lelang bulan Januari.
Lahan di Haidian memiliki keunggulan lokasi yang signifikan, dengan Desa Houchang di dekatnya menjadi pusat sektor internet China, tempat Baidu, Tencent Holdings, NetEase, dan perusahaan-perusahaan terkemuka lainnya berkantor. Selain itu, lokasi ini juga dekat dengan sekolah dasar dan menengah berkualitas tinggi.
Distrik Haidian, sebagai area inti dari konsentrasi penduduk dan pengembangan industri di Beijing, telah mengalami pasokan rumah baru yang tidak mencukupi selama beberapa tahun terakhir, kata Zhang Kai, kepala penelitian pasar tanah di China Index Academy. Namun, sejak tahun lalu kota tersebut meningkatkan pasokan tanah sehingga membawa peluang baru bagi para pengembang, tambah Zhang.
Pada November lalu, Beijing mengadakan lelang tanah pertamanya tanpa batas harga atau panduan penjualan dalam hampir tiga tahun. Kota-kota besar lainnya di Tiongkok, yang mencakup Shanghai dan Shenzhen, juga sebelumnya mencabut batas harga untuk mendorong pemulihan pasar real estat.
Bulan lalu, sebuah perusahaan renovasi yang berbasis di Shanghai membeli lahan perumahan kecil di distrik Jing’an kota itu seharga CNY16.101 (USD22.265) per meter persegi, menetapkan rekor baru untuk tanah yang dijual di Tiongkok.






