Site icon lijusu.com

Indonesia, Calon Penghasil Produk Manufaktur Terbesar ke-7 di Dunia pada 2027, menggeser Inggris, Perancis, Italia

Pada 2020, Indonesia tercatat sebagai negeri penghasil produk manufaktur terbesar ke-10 di dunia dengan hasil (output) manufaktur senilai USD 207 miliar (www.sefaguardglobal.com: Top Ten manufacturing countries in the world; 20 Desember 2022).

Selama tahun 2021, Indonesia menghasilkan produk manufaktur senilai USD 228 miliar (dengan kurs IDR 15,600/USD 1.00), atau USD sekitar USD 235 miliar dengan kurs IDR 15,000/USD 1.00, sehingga menduduki peringkat ke-11, melampaui Turki, Irlandia, Spanyol, Brazil dll (www.insidermoney.com: Top 20 Manufacturing Countries in the World, 20 Juni 2023, berdasarkan laporan KPMG pada awal 2022). Peringkat Indonesia turun walaupun nilai produk manufakturnya naik karena negeri-negeri lain berlomba meningkatkan nilai produk manufaktur mereka.

Indonesia calon penghasil produk manufaktur terbesar ke-7 di Dunia

Sejak 2021, Indonesia adalah raja ekspor stainless steel (baja nirkarat). Selama 2022 Indonesia menghasilkan produksi stainless steel senilai USD 26 miliar plus USD 6 miliar dari produk-produk lain yang berbahan nikel lainnya. Kami perkirakan bahwa hilirisasi bijih tembaga, bauksit dll akan mendongkrak nilai produk manufaktur Indonesia sampai sekitar USD 300 miliar pada 2027 sehingga menjadi negeri dengan nilai produk manufaktur yang terbesar ke-7 di dunia dengan mengalahkan Inggris Raya, Italia dan Perancis!!! Mengapa? Karena kita sama-sama tahu ketiga negeri itu sedang mengalami banyak masalah ekonomi dan keuangan sehingga pertumbuhan GDP bahkan minus. GDP mereka bertumpu pada sektor jasa (yang mencakup konsumsi dll) dengan kontribusi mendekati 80% terhadap GDP mereka; Indonesia sekitar 60%. Mereka sudah melewati masa industrialisasi sejak puluhan tahun lau dan merupakan negeri maju; Indonesia negeri berkembang. Karena itu, nilai produk manufaktur mereka tidak akan setinggi yang akan dicapai oleh Indonesia dalam 4-5 tahun mendatang dengan kenaikan GDP hanya sebesar 5% per tahun secara rata-rata. Jika hilirisasi terus berkembang pesat dan situasi ekonomi, politik, dan sosial nasional tetap kondusif, angka itu bisa menjadi 6%-6,5% per tahun dan posisi ke-7 itu dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.

Untuk info lebih lanjut, silakan baca juga:https://lijusu.com/indonesia-raja-ekspor-stainles-steel-di-dunia-pada-2021/

Semoga bermanfaat.

(TST/LNN)

Exit mobile version