Sunday, November 16, 2025
HomeCultureAI sedang ubah Industri Pakaian di Tiongkok, tapi belum dapat gantikan Perancang

AI sedang ubah Industri Pakaian di Tiongkok, tapi belum dapat gantikan Perancang

Tjan
Tjanhttp://www.tjansietek.com
A former licensed stock market analyst and investment advisor with 20+ years experience with M.Sc. in Finance from Leicester University; former college lecturer in English for Buddhism; a former chess instructor and competitive chess player; translator of My Sixty Memorable Games, written by Bobby Fischer, a former US citizen, a famous former world chess champion (1972-1975), into Indonesian (in 1986 for limited distribution only); currently a senior sworn translator with 44+ years' experience, a senior member of the Indonesian Translators Association; a Chinese, US and Indonesian macroeconomic and financial analyst, CEO of Center for New Indonesia (CEFNI).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments

AI sedang ubah Industri Pakaian di Tiongkok, tapi belum dapat gantikan Perancang

Kecerdasan buatan (AI) digunakan semakin luas dalam sektor pakaian di Tiongkok, tetapi belum mampu menggantikan perancang busana, kata sejumlah orang dari sektor itu.

Liu Chen, pendiri dan CEO pengembang perangkat lunak pakaian Linctex Style3D, berkata kreativitas dan efisiensi adalah prioritas dalam industri pakaian sehingga berbagai jenis perancang diterima dan ada toleransi yang lebih tinggi untuk kesalahan yang dapat terjadi saat menggunakan kecerdasan buatan.

Pelanggan Linctex mencakup Bosideng, Anta, dan UR, dan perancangan pakaian, pembuatan pola, dan pengambilan foto oleh perusahaan itu semuanya dilakukan dalam format 3D digital. Pada akhir April, perusahaan itu meluncurkan model AIGC (konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan) untuk industri pakaian.

Gambar-gambar rancangan pakaian yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan memberikan lebih banyak pilihan kepada perancang dan perusahaan, kata Liu, tetapi masih “perancanglah yang perlu menilai mana yang lebih baik dan mereka juga perlu mengubahnya menjadi contoh fisik atau digital.”

Liu berkata bahwa teknologi kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi pengembangan dalam industri mode sebesar 20 hingga 30 persen dan angka-angka itu itu akan lebih tinggi di masa depan. Teknologi itu mungkin tidak dapat menggantikan perancang, tetapi “orang-orang yang menggunakan AIGC akan menggantikan mereka yang tidak menggunakan alat itu,” katanya.

Untuk industri pakaian, digitalisasi tidak terhindarkan, begitu juga dengan aplikasi teknologi kecerdasan buatan, sehingga orang harus belajar cara menggunakannya, kata Li Jianhua, komisaris utama perusahaan pakaian merek Wensli.

Perusahaan itu telah menambahkan perangkat lunak yang terkait dengan AIGC ke alur kerjanya tahun ini, sehingga menjadikan rancangan-rancangan lebih berseni dan modis, kata Li, sambil menambahkan bahwa 50 hingga 100 syal sutra dapat diperkenalkan ke pasar setiap hari. “Itu adalah jumlah yang sama dengan yang biasanya perusahaan kami hasilkan dalam setahun, dan sekarang kami bisa melakukannya dalam sehari,” kata Li.

Meskipun perancang tidak tergantikan, teknologi kecerdasan buatan masih sedang mengubah cara kerja industri pakaian. Liu dari Linctex berkata bahwa sebelumnya perancang biasanya mendapatkan inspirasi rancangan dari berbagai bidang, misalnya foto catwalk, foto jalanan, dan data penelitian, tetapi teknologi itu dapat membuat proses-proses itu semakin tidak perlu.

 

(YicaiGlobal/TST)

Tjan
Tjanhttp://www.tjansietek.com
A former licensed stock market analyst and investment advisor with 20+ years experience with M.Sc. in Finance from Leicester University; former college lecturer in English for Buddhism; a former chess instructor and competitive chess player; translator of My Sixty Memorable Games, written by Bobby Fischer, a former US citizen, a famous former world chess champion (1972-1975), into Indonesian (in 1986 for limited distribution only); currently a senior sworn translator with 44+ years' experience, a senior member of the Indonesian Translators Association; a Chinese, US and Indonesian macroeconomic and financial analyst, CEO of Center for New Indonesia (CEFNI).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments