Sekitar 12 tahun tahun lalu, seorang pengusaha muda beruntung bertemu dengan seorang staf saya sebelum melakukan yang sama seperti teman saya di atas itu, yaitu membangun pabrik minuman ringan tanpa kontrak tersebut.
Dia menelepon saya lalu kami berjumpa. Pada waktu itu dia sudah ke pabrik mesin dan peralatannya di luar negeri dan hampir membuat kontrak pembeliannya dan membayar DP-DPnya. Dia mendapatkan tawaran yang sangat menarik dari beberapa pabrik mesin proses minuman ringan.
Saya meenganjurkannya untuk mengubah draft kontrak-kontraknya menjadi satu saja: turn-key contract dengan pembayaran melalui bank garansi dari bank yang bonafid. Biaya pembangunannya sampai commissioning naik sekitar 20%, tetapi saya bilang: Ini murah dan aman. Selama anda bisa membayarnya, lakukan saja karena pasar sudah tersedia, punya banyak customer, punya merek yang cukup mapan dll.
Dia setuju.
Saya mendengar dari staf saya bahwa kontraktornya, yang ditunjuk oleh pabrik mesinnya, hampir pailit karena salah hitung harga dan banyak kesulitan untuk mencapai commissioning dan target produksi komersial yang sesuai dengan kontrak turn-key di atas. Kontrakor itu minta eskalasi harga kontrak. Pengusaha kita itu setuju menaikkannya sebesar 10% saja. Sang kontraktor tidak setuju dan akhirnya pabrik tidak jadi dibangun. Sang kontraktor menjual mesin-mesinnya secara eceran.
Sang pengusaha kita bernapas lega karena dia tidak membayar apa-apa, hanya rugi waktu dan sejumlah biaya perjalanan ke luar negeri dll, tetapi mendapatkan sejumlah bangunan permanen di atas lahannya sendiri yang ia bayar murah saja kepada kontraktor yang gagal itu.
Semoga bermanfaat.






