Monday, October 27, 2025
HomeCultureLima kebiasaan harian yang dapat lemahkan memori dan dua cara untuk perbaikinya

Lima kebiasaan harian yang dapat lemahkan memori dan dua cara untuk perbaikinya

Tjan
Tjanhttp://www.tjansietek.com
A former licensed stock market analyst and investment advisor with 20+ years experience with M.Sc. in Finance from Leicester University; former college lecturer in English for Buddhism; a former chess instructor and competitive chess player; translator of My Sixty Memorable Games, written by Bobby Fischer, a former US citizen, a famous former world chess champion (1972-1975), into Indonesian (in 1986 for limited distribution only); currently a senior sworn translator with 44+ years' experience, a senior member of the Indonesian Translators Association; a Chinese, US and Indonesian macroeconomic and financial analyst, CEO of Center for New Indonesia (CEFNI).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments

Lima kebiasaan harian yang dapat lemahkan memori dan dua cara untuk perbaikinya

Apa yang membuat otak kita malas?

Otak kita seperti otot—semakin sering kita menggunakannya dengan cara yang benar, akan semakin kuat dia. Namun, sama seperti kebiasaan gaya hidup buruk yang bisa merusakkan tubuh kita, beberapa kebiasaan sehari-hari tertentu bisa secara perlahan melemahkan memori dan kemampuan berpikir kita. Banyak di antara kita melakukan hal-hal itu setiap hari tanpa menyadari kerusakan yang ditimbulkannya pada kekuatan otak kita. Jika seseorang mendapati dirinya sering lupa, sulit berkonsentrasi, atau merasa lelah secara mental, kebiasaan mereka mungkin menjadi penyebabnya.

Yang berikut ini adalah lima kebiasaan sehari-hari yang dapat merusak memori kita dan dua cara untuk memperbaikinya.

1.Selalu dalam mode multitasking (melakukan banyak tugas pada saat hampir bersamaan)

Beberapa orang bangga menjadi seorang multitasker. Nah, otak kita mungkin tidak senang dengan itu seperti yang kita kira! Studi menunjukkan bahwa terus-menerus menjalankan banyak tugas dapat membebani otak, sehingga lebih sulit untuk menyimpan informasi. Ketika kita membagi perhatian terlalu banyak, otak kita tidak punya kesempatan untuk memproses dan menyimpan informasi dengan baik, yang mengarah pada kelupaan. Sebaliknya, cobalah fokus pada satu tugas pada satu waktu dan berikan perhatian yang layak bagi otak anda.

Karya Dr Thomas Chamoro-Premuzic, Kepala Pejabat Informasi di Manpowergroup dan profesor psikologi usaha di University College London dan Columbia University, New York, menunjukkan bahwa walaupun multitasking menimbulkan rasa produktivitas, akhirnya membagi sumber daya perhatian dan men-“stretch us thin” (melakukan terlalu banyak hal dengan sumber daya atau waktu kita yang terbatas).

Hal itu bisa turunkan IQ sampai 10 angka dalam jangka panjang. 

2.Tidak ada aktivitas fisik

Mengabaikan olahraga tidak hanya memengaruhi lingkar pinggang Anda—tetapi juga memengaruhi memori kita! Olahraga teratur meningkatkan aliran darah ke otak, membantu otak berfungsi dengan efisien. Di sisi lain, gaya hidup yang pasif dapat memperlambat proses kognitif dan bahkan meningkatkan risiko kondisi yang terkait dengan memori seperti demensia. Bahkan berjalan selama 30 menit setiap hari atau melakukan latihan peregangan dapat meningkatkan kekuatan otak dan menjaga memori tetap tajam.

3.Terus-menerus menggunakan ponsel

Menggulir tanpa henti di media sosial, menonton video berjam-jam, atau bergantung pada ponsel untuk segala hal kecil dapat membuat otak anda lamban. Aliran informasi yang konstan membebani pikiran Anda, sehingga sulit untuk fokus dan mengingat detail penting. Selain itu, menatap layar terlalu lama mengurangi pemikiran mendalam dan melemahkan kemampuan otak untuk menyimpan informasi. Cobalah menetapkan batasan waktu layar dan mengambil istirahat untuk memberikan ruang bernapas bagi otak anda.

4.Mengisolasi diri

Apakah anda tahu bahwa kesepian bisa mengecilkan otak anda? Interaksi sosial sangat penting untuk kesehatan kognitif. Terlibat dalam percakapan, berbagi ide, dan menghabiskan waktu dengan orang-orang tercinta membantu mempertajam keterampilan berpikir dan meningkatkan memori. Di sisi lain, mengisolasi diri sendiri dapat menyebabkan kabut mental, stres, bahkan depresi—kondisi yang secara langsung memengaruhi kekuatan memori. Jadikan kebiasaan untuk terhubung dengan teman, bergabung dengan kelompok sosial, atau terlibat dalam diskusi menyenangkan untuk menjaga otak anda tetap aktif.

5. Terlalu banyak stres!

Stres seperti pencuri memori—ia perlahan menghapus kemampuan anda untuk mengingat informasi. Stres kronis melepaskan kortisol, hormon yang merusak pusat memori otak (hipokampus). Inilah sebabnya ketika anda stres, anda cenderung lebih mudah lupa. Menemukan cara untuk bersantai—seperti meditasi, pernapasan dalam, atau terlibat dalam hobi—dapat membantu melindungi otak anda dari kerusakan jangka panjang.

Dua latihan untuk jaga kesehatan otak

1. Latihan untuk menjaga kesehatan otak

Meningkatkan kesehatan otak juga membutuhkan latihan. Untuk membuat otak anda lebih pintar, terlibatlah dalam aktivitas yang menantang dan merangsang fungsi kognitif. Belajar keterampilan baru seperti bahasa atau alat musik memperkuat hubungan saraf, sementara memecahkan teka-teki, membaca, dan menulis meningkatkan memori dan pemikiran kritis. Meditasi dan mindfulness meningkatkan fokus, sementara olahraga fisik meningkatkan aliran darah ke otak, mendukung kesehatan kognitif. Interaksi sosial, percakapan yang menarik, dan debat meningkatkan keterampilan penalaran, dan mencoba pengalaman baru, seperti mengubah rutinitas atau menjelajahi lingkungan yang berbeda, mempromosikan neuroplastisitas (keluwesan sel syaraf).

2. Meditasi

Lihat nomor 1. Cobalah melakukan meditasi atau mindfulness selama 30 menit setiap hari dan nikmati hasilnya: fokus lebih baik, tenang dll.

Tjan
Tjanhttp://www.tjansietek.com
A former licensed stock market analyst and investment advisor with 20+ years experience with M.Sc. in Finance from Leicester University; former college lecturer in English for Buddhism; a former chess instructor and competitive chess player; translator of My Sixty Memorable Games, written by Bobby Fischer, a former US citizen, a famous former world chess champion (1972-1975), into Indonesian (in 1986 for limited distribution only); currently a senior sworn translator with 44+ years' experience, a senior member of the Indonesian Translators Association; a Chinese, US and Indonesian macroeconomic and financial analyst, CEO of Center for New Indonesia (CEFNI).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments