Profesor Tang Xiaoyang, Ketua dan Profesor Hubungan Internasional di Universitas Tsinghua, berbicara tentang kondisi pembiayaan global secara umum, yang mencakup tingginya suku bunga AS setelah pandemi COVID-19, yang telah memperparah arus modal keluar dari pasar negara berkembang… Penurunan nafsu risiko di kalangan investor internasional mengakibatkan premi yang lebih tinggi dan volume yang lebih rendah bagi negara-negara Afrika (De, Raka (26/02/25). China-Africa Relations: Debt and Investment – Are there new models for engagement?)
AS adalah negeri debitur yang terbesar di dunia sejak 2015, terutama sejak pertengahan 2020 (Covid-19)
AS tarik modal sendiri dan pinjaman dari negeri-negeri yang lain, ke AS sendiri melalui suku bunga yang tinggi, 4,25%-4,50%, kenaikan harga di pasar modal (saham dan uang), serta penanaman modal langsung oleh asing di AS.
Lihat grafik di bawah ini.

Posisi utang AS dan investasi asing di AS
Posisi investasi internasional bersih Amerika Serikat (AS), yaitu selisih antara aset keuangan luar negeri dan kewajiban penduduk AS, adalah –$26,23 triliun (- IDR 532 kuadriliun dengan nilai tukar USD 1 = IDR 16.500) pada akhir kuartal keempat tahun 2024, menurut statistik yang dirilis hari ini oleh Biro Analisis Ekonomi AS (chart 1). Total aset mencapai $35,89 triliun, dan kewajiban sebesar $62,12 triliun (chart 2). Pada akhir kuartal ketiga, posisi investasi bersih adalah –$24,15 triliun (direvisi). Posisi investasi bersih serta komponen aset dan kewajiban disajikan dalam Chart 1 dan 2.

**Posisi Investasi Internasional Bersih AS: Akhir Kuartal, tidak disesuaikan secara musiman**

**Aset dan Kewajiban AS: Akhir Kuartal, tidak disesuaikan secara musiman**
Perubahan senilai –$2,08 triliun dalam posisi investasi bersih dari kuartal ketiga ke kuartal keempat berasal dari transaksi keuangan bersih sebesar –$411,2 miliar dan perubahan lainnya dalam posisi, seperti harga dan perubahan nilai tukar, sebesar –$1,67 triliun (Chart 1 dan 2).
Perubahan nilai tukar sebesar –$1,18 triliun mencerminkan depresiasi mata uang asing utama terhadap dolar AS, yang menurunkan nilai aset AS lebih besar dibandingkan kewajiban AS dalam istilah dolar.
Perubahan harga sebesar –$632,0 miliar mencerminkan penurunan harga untuk aset dan kenaikan harga untuk kewajiban, karena harga saham asing berkinerja buruk dibandingkan harga saham AS. Baik harga obligasi asing maupun AS turun di kuartal keempat.
Aset AS turun sebesar $1,77 triliun menjadi total $35,89 triliun pada akhir kuartal keempat, didorong oleh depresiasi mata uang asing terhadap dolar AS yang menurunkan nilai aset AS dalam istilah dolar. Semua kategori investasi utama dari aset mengalami penurunan, terutama investasi portofolio dan aset investasi langsung (chart 3).
Investasi portofolio turun sebesar $734,6 miliar menjadi $15,87 triliun dan aset investasi langsung turun sebesar $643,1 miliar menjadi $11,27 triliun, mencerminkan perubahan nilai tukar sebesar –$701,7 miliar dan –$518,5 miliar, masing-masing (Chart 3 dan 4).

**Aset AS Berdasarkan Kategori: Akhir Kuartal, tidak disesuaikan secara musiman**

**Kewajiban AS Berdasarkan Kategori: Akhir Kuartal, tidak disesuaikan secara musiman**
Kewajiban AS meningkat sebesar $306,2 miliar menjadi total $62,12 triliun pada akhir kuartal keempat, didorong oleh transaksi keuangan sebesar $402,8 miliar, terutama pembelian saham AS dan sekuritas utang jangka panjang oleh pihak asing. Peningkatan dalam kewajiban investasi portofolio dan investasi langsung sebagian diimbangi oleh penurunan derivatif keuangan dan kewajiban investasi lainnya (chart 4).
Kewajiban investasi portofolio meningkat sebesar $357,6 miliar menjadi $33,09 triliun, didorong oleh transaksi keuangan sebesar $328,0 miliar. Kewajiban investasi langsung meningkat sebesar $295,6 miliar menjadi $17,84 triliun, didorong oleh perubahan harga sebesar $236,1 miliar (Chart 3 dan 4). (Sumber: 4th quarter 2024, March 26, 2025, BEA)
Kesimpulan:
- Setiap kenaikan harga di bursa saham AS otomatis memperkaya investor asing yang berjumlah 35%-40% dari investor saham, baik yang go public (jual saham dan/atau obligasi) maupun membeli saham perusahaan AS, jika kurs mata uang negeri mereka terhadap USD tetap. Mereka akan tambah kaya jika kurs mata uang negeri mereka terhadap USD turun.
Misalnya, orang Indonesia tanam modal USD 1 juta di salah satu saham AS dan harga saham itu naik menjadi USD 1,1 juta. Dia menjual saham itu (dengan biaya transaksi jual dan beli sudah termasuk) dan, lalu, dia pulangkan uang itu ke Indonesia.
Jika pada waktu yang sama kurs rupiah turun 10%, misalnya dari IDR 16.500 menjadi 18.150, dia menukar USD menjadi rupiah, dia akan dapat IDR 19.965 (yang mencakup biaya transaksi).
- Setiap kenaikan harga properti AS (bangunan, rumah dan tanah) otomatis akan memperkaya mereka jika kedua hal di atas terjadi. Itu kebalikan dari harga obligasi: semakin naik nilai suku bunga, semakin turun harga obligasi dan sebaliknya.
- Kenaikan harga saham dan properti AS juga dinikmati oleh kalangan elit dan sedikit kalangan menengah AS.