Friday, October 31, 2025
HomeEconomyUtang LN Indonesia aman saat ini

Utang LN Indonesia aman saat ini

Tjan
Tjanhttp://www.tjansietek.com
A former licensed stock market analyst and investment advisor with 20+ years experience with M.Sc. in Finance from Leicester University; former college lecturer in English for Buddhism; a former chess instructor and competitive chess player; translator of My Sixty Memorable Games, written by Bobby Fischer, a former US citizen, a famous former world chess champion (1972-1975), into Indonesian (in 1986 for limited distribution only); currently a senior sworn translator with 44+ years' experience, a senior member of the Indonesian Translators Association; a Chinese, US and Indonesian macroeconomic and financial analyst, CEO of Center for New Indonesia (CEFNI).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments

Utang LN Indonesia aman saat ini

Jumlah utang LN Indonesia (gabungan utang pemerintah dan swasta) terhadap GDP tergolong aman karena baru sekitar USD 405 miliar (32,4%) per akhir 2022 dengan nilai tukar IDR 15.700/USD 1,00, atau 30,5% dengan nilai tukar IDR 14.700/USD 1,00. Angka-angka itu terhitung rendah dibandingkan yang negeri-negeri lain, misalnya Malaysia yang sekitar 65%, atau sekitar 2X persentase utang LN Indonesia.

Kenaikan jumlah Utang LN sejak 2015 sebagian disebabkan oleh pinjaman oleh pemerintah plus utang badan-badan pemerintah (misalnya BUMN) yang dijamin oleh pemerintah dan utang sektor swasta yang tidak dijamin oleh pemerintah sehubungan dengan pembangunan infrastruktur yang besar-besaran selama 8 tahun terakhir ini dan pengeluaran pemerintah selama pandemi Covid-19 2020-2022 (hampir tiga tahun).

Sebagian jumlah utang LN Indonesia disebabkan oleh rendahnya rasio pendapatan pajak pemerintah (yang sekitar 10,1% per akhir 2020 dan 10,38% per akhir 2022) terhadap GDP. Bandingkan dengan China (20,1% per akhir akhir 2020, di atas rasio rata-rata di Asia dan Pasifik yang 19,1%, atau hampir 2X yang Indonesia). Rasio pendapatan pajak rata-rata negeri anggota OECD adalah 33,5%, yang mencakup 38 buah negeri, yang mayoritasnya makmur (AS dkk) (www.oecd.org).

Lihat grafik di atas: pada awal 2020 menjelang pandemi, jumlah utang LN kita hanya sekitar USD 380 miliar.

Utang LN kita per akhir Januari 2023 adalah USD 404,8 M (Pemerintah USD 203,6 M dan swasta USD 201,25 M) (SULNI Maret 2023). Jika dikurangi dengan cadangan devisa di BI, yang sekitar USD 145 M, utang LN pemerintah kita adalah USD 58,6 M saja.

Utang LN Indonesia terlihat naik dari 2011 sd 2020, lalu mulai turun sd akhir 2022. Lihat grafik di bawah ini

Jika pertumbuhan GDP naik dari 5% saat ini menjadi 7-8% (yang sebagian  dimungkinkan sekali oleh banyaknya infrastruktur baru yang sudah dibangun dan yang sedang dalam pembangunan)  dan jumlah nominal utang LN tetap, rasio utang terhadap GDP akan turun banyak, bisa jauh di bawah 30%. Jadi, ini PR untuk segenap masyarakat Indonesia untuk bekerja secara lebih keras dan efisien sehingga produktivitas meningkat.

Aset-aset tambahan besar dan bermanfaat bagi masyarakat (berupa infrastruktur) yang sebagian dibuat dengan utang LN:

  1. Sebanyak 15 bandara baru yang dibangun dan 38 bandara lama yang diperluas dan diperbaiki (https://www.liputan6.com/bisnis/read/4731952/ingin-tahu-bandara-yang-sudah-dikembangkan-dan-dibangun-jokowi-simak-di-sini);
  2. Sebanyak 124 buah pelabuhan laut baru yang dibangun;
  3. Sekitar 1.544 km jalan tol baru yang dibangun dari 2015 sd November 2021;
  4. Ribuan kilometer jalan raya yang dibangun dan direnovasi (di Papua saja sekitar 2.000 km);
  5. Sebanyak 29 buah bendungan untuk pengairan pertanian yang dibangun dan diresmikan sejak 2015 hingga Juli 2022 (https://nasional.kompas.com/read/2022/07/11/18061881/jokowi-targetkan-bangun-total-57-bendungan-hingga-akhir-2024) maupun direnovasi sehingga Bulog tidak perlu impor beras selama sekitar 3 tahun (2019-2021) kecuali beras untuk kebutuhan khusus (hotel, restoran dll) dan pembangkit listrik yang dibangun maupun di-upgrade sehingga kita kelebihan pasokan listrik dan tarif listrik naik rumah tangga (R1) tidak naik selama 10 tahun (tetapi tarif listrik industri naik) sedangkan banyak negeri lainnya kekurangan listrik (Pakistan, Bangladesh dll) atau mengalami kenaikan luar biasa dalam tarif listrik mereka (Inggeris, Jerman dll)
  6. Dll, Dll.

Catatan: Aneka Definisi Utang LN oleh setiap negeri:

a. Utang LN Indonesia adalah posisi kewajiban aktual pendudukIndonesia kepada bukan penduduk pada suatu waktu, yang tdiak mencakup mutang yang bersifat contingent (berjaga-jaga; kalau-kalau), yang membutuhkan pembayaran kembali pokok dan/atau pembayaran bunga pada waktu yang akan datang (www.bi.go.id/Meta Data SEKI_ULN_Ind0_2024_rev)

b. Utang LN sebuah negeri terdiri atas pinjaman LN dalam mata uang asing oleh pemerintah plus badan-badan pemerintah (misalnya BUMN) yang dijamin oleh pemerintah plus sektor swasta, yang mencakup PMA, kepemilikan asing dalam surat-surat utang dalam mata uang negeri debitur, simpanan bank oleh pihak yang tidak tinggal (non-resident) di negeri debitur dan simpanan oleh non-residents di bank sentral negeri itu (www.investopedia.com).

PMA di Indonesia biasanya meminjam dari perusahaan induknya masing-masing di LN: Jepang, AS, China dll.

C. China menerapkan definisi utang LN secara lebih luas atau konservatif, yaitu memasukkan L/C terbitan perusahaan China yang sedang berjalan kepada pihak LN, utang dagang dengan pihak LN yang belum jatuh tempo. Karena itu, utang LN China tergolong besar dalam jumlah nominal (USD 2,511 T per akhir 2022), atau hanya 14,1% dari GDP-nya (yang USD 17,8 T per akhir 2022) (https://www.safe.gov.cn/en/2022/1230/2031.html), jauh lebih rendah daripada utang LN Indonesia. Jika utang dagang China (USD 514 miliar per akhir 2022, yang tergolong berjangka pendek) tidak dimasukkan sebagai bagian utang LN China, utang LN China adalah sedikit di bawah USD 2 T, atau hanya 11,2% dari GDP-nya per akhir 2022.

Keamanan Utang LN juga dijamin oleh:

1.Surplus neraca pembayaran: neraca berjalan dan neraca modal dan pembiayaan.

2.Surplus modal portofolio asing yang masuk minus yang keluar.

3.Kenaikan jumlah nilai PMA langsung (FDI), terutama yang dibangun dengan menggunakan bahan baku dan peralatan buatan dalam negeri.

4.1. Semakin kuatnya modal sendiri (ekuitas) pihak swasta, terutama yang besar-besar dan pemegang pangsa yang besar di pasar masing-masing, misalnya Astra International, Jarum Group (yang mencakup BCA), Salim Group.

4.2 Kehati-hatian pihak swasta dalam meminjang uang dari LN. Mereka pernah merasakn pahitnya krisis moneter tahun 1997-1998. Contoh: ketika krisis moneter itu, rasio utang terhadap ekuitas (DER) Astra International adalah 9, yang berarti bahwa modal mereka cuma satu dan utangnya 9!!!). Hari ini DER Astra International adalah 35,82% (www.investing.com) sehingga DER-nya adalah 0,35, yang berarti bahwa ekuitas astra hampir 2 kali jumlah utangnya yang berbunga.

5. Pemerintah dan swasta terlihat mengatur agar jatuh tempo per tahun utang masing-masing adalah maksimum 20% dari jumlah utang masing-masing. Jumlah utang Pemerintah yang jatuh tempo dibandingkan jumlah utangnya adalah sekitar 15-17% per tahun.

6. Saat ini, sangat, sangat sedikit perusahaan besar di Indonesia yang hidupnya bergantung pada utang LN.

7. Pihak perbankan Indonesia pun sangat hati-hati (prudent) dalam meminjam uang dari LN sehingga per akhir Januari 2023, jumlah utang LN mereka cuma USD 33 miliar dengan ekuitas sekitar USD 110 miliar dgn kurs IDR 14.700/USD, atau rasio sekitar 0,3. Itu angka yang sehat sekali untuk perbankan negeri berkembang seperti Indonesia.

8. dll

Jadi, jumlah utang LN Malaysia akan dianggap terlalu berat jika itu terjadi di Indonesia dan pasti akan sudah ada banyak demo!!!

(TST/LNN)

Iklan: Penerjemah Tersumpah Tjan, https://www.tjansietek.com, terdaftar di Kedutaan Besar Australia, U.S.A., U.K., Canada, Singapore dll.

Tjan
Tjanhttp://www.tjansietek.com
A former licensed stock market analyst and investment advisor with 20+ years experience with M.Sc. in Finance from Leicester University; former college lecturer in English for Buddhism; a former chess instructor and competitive chess player; translator of My Sixty Memorable Games, written by Bobby Fischer, a former US citizen, a famous former world chess champion (1972-1975), into Indonesian (in 1986 for limited distribution only); currently a senior sworn translator with 44+ years' experience, a senior member of the Indonesian Translators Association; a Chinese, US and Indonesian macroeconomic and financial analyst, CEO of Center for New Indonesia (CEFNI).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments