Saturday, April 27, 2024
HomeEconomyTax ratio rendah selalu buruk?

Tax ratio rendah selalu buruk?

Debat Cawapres tanggal 23 Desember 2023 menyinggung rendahnya tax ratio (rasio pajak, atau pendapatan pajak berbanding PDB) Indonesia. Setiap Cawapres terlihat ingin menaikkan rasio itu jika pasangan mereka terpilih tahun depan.

Contoh negeri makmur atau hampir makmur dengan tax rasio rendah terhadap PDB masing-masing:

  1. Singapura: 12,6% (2021); pendapatan per kapita: USD 82,867 (2022); pertumbuhan PDB: 3,6% (2022); proyeksi PDB 2023: 1%
  2. Malaysia: 11,8% (2021); USD 12.466 (2022); PDB: 8,7% (2022); proyeksi PDB 2023: 4%
  3. Lihat grafik di bawah ini.

Contoh negeri berkembang dengan tax ratio tinggi atau sedang, dengan tax ratio per akhir 2021 dan pendapatan per kapita serta pertumbuhan PDB sama-sama per akhir 2022; proyeksi PDB 2023:

  1. Mongolia: 24%; USD 5.000; PDB: 5%; PDB 2023: 5,5%
  2. Kamboja: 18%; USD 1.787; PDB: 5,2%; PDB 2023: 5,6%
  3. Afrika: rata-rata di antara 31 negeri Afrika: 16%; USD 2.150 ; PDB: 3,7%; PDB 2023: 3,7%
  4. Vietnam: 18,2%; USD 4.086; PDB: 8%; PDB 2023: 4,7%
  5. Indonesia: 10,9%; USD 4.073; PDB: 5,3%; PDB 2023: 5%

Pertumbuhan PDB Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam dll

Kesimpulan:

  1. Kemajuan sebuah negeri tidak selalu bergantung pada tax ratio. Contoh: dengan tax ratio (TR) cuma sedikit di bawah 11%, pertumbuhan PDB Indonesia, yang rata-rata 5% per tahun, setara dengan pertumbuhan PDB Mongolia (5-5,5%, TR 24%, atau 2,2 X TR Indonesia), Kamboja (PDB 5,2–5,5%, TR 18%),Vietnam (PDB 5,3% untuk 2023, TR 18,2%).
  2. Yang lebih penting adalah berapa tepat guna (efisien) dan berapa tepat hasil (efektif) pemakaian penghasilan pajaknya.
  3. Produktivitas dan tingkat maupun mutu pendidikan para penduduknya, terutama angkatan kerjanya, sangat berperan dalam kemajuannya.
  4. Investasi langsung dari luar negeri (FDI), terutama yang berupa industri manufaktur dan proses, penting sekali karena mereka biasanya juga membangun banyak aset fisik dan mempekerjakan banyak sekali orang. Produktivitas dan efisiensi mereka pada umumnya tinggi. Mereka membantu meningkatkan angka pertumbuhan GDP dan kemakmuran negeri tempat mereka berinvestasi, misalnya Indonesia, Tiongkok. Secara jangka menengah dan panjang, mereka membantu kenaikan tax ratio juga.
  5. Pemerintah juga bisa mendapatkan penghasilan lain, misalnya Singapura, yang BUMN-BUMN-nya terkenal lincah, efisien dan untung besar. Contoh: Singapore Airlines (IDR 16 triliun selama semester 1 2023 saja), DBS (laba bersih tahun 2022: IDR 90 triliun).
  6. Pemerintah Singapura punya utang yang produktif (sekitar 170% dari PDB-nya, yang bernilai USD 466,79 per akhir 2022) dan aset bersihnya (sesudah dipotong segala macam utang BUMN dan pemerintah Singapora) senilai USD 1,64 triliun per akhir 2022, atau sekitar 400% dari PDB-nya selama 2022 saja: semua utangnya diinvestasikan pada bisnis, aset keuangan dll yang benar-benar dikelola dengan efisien dan hampir tanpa utang. Pemerintah Singapura membangun dan memelihara infrastruktur, belanja, menggaji pegawainya dll dengan penghasilan pajak, pendapatan bunga dll.

Grafik-grafik dan catatan-catatan di atas menunjukkan bahwa:

  1. Pendapatan operasi pemerintah Singapura (dari pajak, cukai dll) hanya menutupi 79,8% dari pengeluaran totalnya.
  2. Defisitnya (20,2%) ditutupi oleh Kontribusi dari Imbal-hasil Bersih Investasi (Net Investment Return Contributions, atau NICR), yang merupakan salah satu kebanggaan pemerintah maupun rakyat Singapura.

(TST/LNN)

Tjan
Tjanhttp://www.tjansietek.com
A former licensed stock market analyst and investment advisor with 20+ years experience with M.Sc. in Finance from Leicester University; former college lecturer in English for Buddhism; a former chess instructor and competitive chess player; translator of My Sixty Memorable Games, written by Bobby Fischer, a former US citizen, a famous former world chess champion (1972-1975), into Indonesian (in 1986 for limited distribution only); currently a senior sworn translator with 44+ years' experience, a senior member of the Indonesian Translators Association; a Chinese, US and Indonesian macroeconomic and financial analyst, CEO of Center for New Indonesia (CEFNI).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments

Tax ratio rendah selalu buruk?

Debat Cawapres tanggal 23 Desember 2023 menyinggung rendahnya tax ratio (rasio pajak, atau pendapatan pajak berbanding PDB) Indonesia. Setiap Cawapres terlihat ingin menaikkan rasio itu jika pasangan mereka terpilih tahun depan.

Contoh negeri makmur atau hampir makmur dengan tax rasio rendah terhadap PDB masing-masing:

  1. Singapura: 12,6% (2021); pendapatan per kapita: USD 82,867 (2022); pertumbuhan PDB: 3,6% (2022); proyeksi PDB 2023: 1%
  2. Malaysia: 11,8% (2021); USD 12.466 (2022); PDB: 8,7% (2022); proyeksi PDB 2023: 4%
  3. Lihat grafik di bawah ini.

Contoh negeri berkembang dengan tax ratio tinggi atau sedang, dengan tax ratio per akhir 2021 dan pendapatan per kapita serta pertumbuhan PDB sama-sama per akhir 2022; proyeksi PDB 2023:

  1. Mongolia: 24%; USD 5.000; PDB: 5%; PDB 2023: 5,5%
  2. Kamboja: 18%; USD 1.787; PDB: 5,2%; PDB 2023: 5,6%
  3. Afrika: rata-rata di antara 31 negeri Afrika: 16%; USD 2.150 ; PDB: 3,7%; PDB 2023: 3,7%
  4. Vietnam: 18,2%; USD 4.086; PDB: 8%; PDB 2023: 4,7%
  5. Indonesia: 10,9%; USD 4.073; PDB: 5,3%; PDB 2023: 5%

Pertumbuhan PDB Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam dll

Kesimpulan:

  1. Kemajuan sebuah negeri tidak selalu bergantung pada tax ratio. Contoh: dengan tax ratio (TR) cuma sedikit di bawah 11%, pertumbuhan PDB Indonesia, yang rata-rata 5% per tahun, setara dengan pertumbuhan PDB Mongolia (5-5,5%, TR 24%, atau 2,2 X TR Indonesia), Kamboja (PDB 5,2–5,5%, TR 18%),Vietnam (PDB 5,3% untuk 2023, TR 18,2%).
  2. Yang lebih penting adalah berapa tepat guna (efisien) dan berapa tepat hasil (efektif) pemakaian penghasilan pajaknya.
  3. Produktivitas dan tingkat maupun mutu pendidikan para penduduknya, terutama angkatan kerjanya, sangat berperan dalam kemajuannya.
  4. Investasi langsung dari luar negeri (FDI), terutama yang berupa industri manufaktur dan proses, penting sekali karena mereka biasanya juga membangun banyak aset fisik dan mempekerjakan banyak sekali orang. Produktivitas dan efisiensi mereka pada umumnya tinggi. Mereka membantu meningkatkan angka pertumbuhan GDP dan kemakmuran negeri tempat mereka berinvestasi, misalnya Indonesia, Tiongkok. Secara jangka menengah dan panjang, mereka membantu kenaikan tax ratio juga.
  5. Pemerintah juga bisa mendapatkan penghasilan lain, misalnya Singapura, yang BUMN-BUMN-nya terkenal lincah, efisien dan untung besar. Contoh: Singapore Airlines (IDR 16 triliun selama semester 1 2023 saja), DBS (laba bersih tahun 2022: IDR 90 triliun).
  6. Pemerintah Singapura punya utang yang produktif (sekitar 170% dari PDB-nya, yang bernilai USD 466,79 per akhir 2022) dan aset bersihnya (sesudah dipotong segala macam utang BUMN dan pemerintah Singapora) senilai USD 1,64 triliun per akhir 2022, atau sekitar 400% dari PDB-nya selama 2022 saja: semua utangnya diinvestasikan pada bisnis, aset keuangan dll yang benar-benar dikelola dengan efisien dan hampir tanpa utang. Pemerintah Singapura membangun dan memelihara infrastruktur, belanja, menggaji pegawainya dll dengan penghasilan pajak, pendapatan bunga dll.

Grafik-grafik dan catatan-catatan di atas menunjukkan bahwa:

  1. Pendapatan operasi pemerintah Singapura (dari pajak, cukai dll) hanya menutupi 79,8% dari pengeluaran totalnya.
  2. Defisitnya (20,2%) ditutupi oleh Kontribusi dari Imbal-hasil Bersih Investasi (Net Investment Return Contributions, atau NICR), yang merupakan salah satu kebanggaan pemerintah maupun rakyat Singapura.

(TST/LNN)

Tjan
Tjanhttp://www.tjansietek.com
A former licensed stock market analyst and investment advisor with 20+ years experience with M.Sc. in Finance from Leicester University; former college lecturer in English for Buddhism; a former chess instructor and competitive chess player; translator of My Sixty Memorable Games, written by Bobby Fischer, a former US citizen, a famous former world chess champion (1972-1975), into Indonesian (in 1986 for limited distribution only); currently a senior sworn translator with 44+ years' experience, a senior member of the Indonesian Translators Association; a Chinese, US and Indonesian macroeconomic and financial analyst, CEO of Center for New Indonesia (CEFNI).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments

× Apa yang bisa kami bantu? Available on SundayMondayTuesdayWednesdayThursdayFridaySaturday